Business Plan (lanjutan)



Kerangka Rencana usaha
Rencana usaha yang akan disusun memuat pokok-pokok pikiran perencanaan yang mencakup antara lain:
1.      Nama perusahaan
Nama yang diciptakan untuk sebuah usaha harus dipikirkan baik-baik karena nama perusahaan ini akan berdampak jangka panjang. Canon dan Wichert menyatakan cirri-ciri merek yang baiknadalah :
a.       Short (pendek)
b.      Simple (sederhana)
c.       Easy to spell (mudah dieja)
d.      Easy to remember (mudah diingat)
e.       Pleasing when read (enak dibaca)
f.       No disagreeable sound (tak ada nada sumbang)
g.      Does not go out of date (tak ketinggalan jaman)
h.      Ada hubungan dengan barang dagang
i.        Bila diekspor mudah dibaca oleh orang luar negeri
j.        Tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain (tidak negative)
k.      Membayangkan apa produk itu atau member sugesti penggunaan produk tersebut
Apapun merek yang dipilih, biasanya jika perusahaan itu mengalami kemajuan maka namanya atau mereknya ikut popular juga. Namun persyaratan member nama atau merek diatas harus tetap dipertimbangkan.
2.      Lokasi
Terdapat beberapa lokasi yang menyangkut dengan suatu usaha, diantaranya :
a.       Lokasi perusahaan
Terdapat dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih, yaitu :
1.      Lokasi perkantoran, disebut tempat kedudukan;
2.      Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman.
Tempat kedudukan berarti tempat (kantor) badan usaha, biasanya mengelola perusahaan yang berada ditempat lain. Tempat kediaman berarti tempat perusahaan beroperasi. Antara tempat kedudukan dan tempat kediaman ada beberapa perbedaan sebagai berikut :
1.      Tempat yang baik untuk badan usaha belum tentu baik untuk perusahaan.
2.      Memilih tempat badan usaha lebih mudah dibandingkan memilih tempat perusahaan.
3.      Suatu badan usaha yang memiliki beberapa perusahaan harus memilih tempat yang berlainan untuk tiap-tiap perusahaan itu, sebab factor-faktor yang mempengaruhi tiap perusahaan itu tidak sama.
4.      Pemilihan tempat kediaman perusahaan banyak tergantung pata rentabilitas yang diharapkan.
b.      Lokasi pertokoan
Untuk memilih lokasi pertokoan harus diingat bahwa konsumen umumnya tertarik untuk belanja ke toko atau ke lokasi yang mempunyai banyak jenis dan persediaan barang dagangan dan memiliki reputasi sebagai lokasi yang memiliki barang bermutu dengan harga bersaing. Letak took akan terakumulasi pada daerah terminal bis, pusat perbelanjaan disekitar alun-alun. Apabila dibuka pusat perbelanjaan di daerah baru, kemudian akan banyak muncul toko-toko pelengkap lainnya, maka makin lama daerah tersebut akan semakin ramai dan menjelma menjadi lokasi pertokoan yang strategis.
c.       Lokasi pabrik/industry
Untuk menetapkan lokasi pabrik, yang perlu diperhatikan ialah :
1.      Dekat dengan sumber material,
2.      Dekat dengan pasar,
3.      Mudah mendapat tenaga kerja,
4.      Mudah fasilitas transportasi,
5.      Mudah memperoleh bahan bakar,
6.      Mudah memperoleh air, dan
7.      Sikap pemerintah setempat serta masyarakatnya.
Pertimbangan mana yang penting bagi suatu indistri tidaklah sama karena bagi satu industry mungkin yang paling penting ialah sumber bahan baku dan bagi yang lainnya fasilitas transport. Lokasi yang baik ialah yang mempertimbangkan factor-faktor diatas secara seimbang.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada 2 hal utama yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi, yaitu :
1.      Backward linkage (pertalian kebelakang)
Yaitu bagaimana sumber daya (resources) yang akan digunakan. Ini termasuk bahan baku, tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat setempat.
2.      Forward linkage (pertalian kedepan)
Yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi atau tidak.
3.      Komoditi yang akan diusahakan
Mengenai komoditi yang akan diusahakan banyak tergantung kepada pemilik usaha. Akan terdapat banyak alasan sang pemilik usaha memunculkan suatu komoditi tertentu. Namun menurut Drs. Wasty Soemanto (1992:224) dalam memilih komoditi tertentu yang akan diusahakan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
a.       Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis hasil usaha tertentu, baik berupa barang maupun jasa.
b.      Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan barang-barang atau jasa tertentu.
c.       Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin kita kerjakan.
d.      Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha dengan orang lain dalam mengembangkan suatu bidang usaha yang sama.
4.      Konsumen yang dituju
Dalam hal ini perlu dianalisa calon-calon konsumen yang diharapkan. Prospek konsumen ini didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika jenis usaha yang dijalankan berbentuk industry tentu jangkauan konsumen yang akan dituju lebih jauh dibandingkan dengan jenis usaha bentuk pertokoan. Mengenai jumlah total permintaan yang dimaksud bukanlah suatu jumlah permintaan yang permanen tetapi perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi tertentu. Misalnya usaha transportasi, dalam menghitung total permintaan harus mempertimbangkan masa-masa libur untuk meramalkan jumlah permintaannya.
5.      Pasar yang akan dimasuki
Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan perusahaannya sebagai :
a.       Pemimpin pasar (market leader) yaitu pemilik pangsa pasar terbesar. Perusahaan dapat mengendalikan harga, membuat produk baru, menggunakan promosi secara gencar dan lain-lain.
b.      Penantang pasar (market challenger) yaitu memiliki peringkat dibawah pemimpin pasar, selalu berusaha untuk mengejar bahkan melampaui pemimpin pasar.
c.       Pengikut pasar (market follower), mereka sangat mengetahui cara-cara untuk mempertahankan langganan yang sudah ada dan selalu mencari langganan baru. Mencoba menonjolkan keunggulan produk dan memberikan servis yang istimewa kepada pelanggannya. Merupakan sasaran serangan balik dari kelompok penantang pasar.
d.      Perelung pasar (market nicher) merupakan golongan pengikut pasar yang berusaha menjadi pemimpin di pasar kecil atau memasuki relungan pasar. Umumnya perusahaan kecil menghindari persaingan melawan perusahaan besar dan melarikan diri untuk memasuki relungan pasar.
6.      Partner yang akan diajak kerjasama
Partnership ialah suatu asosiasi atau persekutuandua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Terdapat 2 macam partnership, yaitu :
a.       General partnership yaitu semua anggota ikut serta secara aktif mengoperasikan bisnis sama-sama bertanggung jawab, termasuk tanggungjawab yang tidak terbatas terhadap utang piutang.
b.      Limited partnership yaitu anggota yang memiliki tanggung jawab terbatas, tidak memiliki suara dalam mengoperasikan perusahaan sehari-hari, tetapi berhak atas laba yang pembagiannya ditetapkan bersama. Memiliki anggota sekurang-kurangnya satu orang yang bertanggung jawab tidak terbatas dan anggota lainnya bertanggung jawab terbatas yang jumlah anggotanya tidak terbatas.
Terdapat juga beberapa macam partner yang diantaranya :
a.       Secret partner
b.      Silent partner
c.       Dormant partner
d.      Nominal partner
e.       General partner (senior dan yunior partner)
Jika sudah ada kesepakatan dalam membentuk partnership maka harus dibuat persetujuan barsama dan disepakati bersama baik didepan notaries ataupun tidak, agar segala sesuatunya diatur secara tertulis. Untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi setelah usaha lancer ataupun tidak lancer.
7.      Personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
Memilih personil yang dipercaya memang agak sulit, sebab ini menyangkut masalah karakter, kejujuran, dan kemampuan seseorang. Penampilan tidak bias dijadikan ukuran dalam memilih personil, bahkan mengangkat family menjadi tangan kanan perlu dipertimbangkan segala sesuatuny. Pemilik usaha harus benar-benar selektif dalam mencari personil. Lain orang, lain perilakunya. Bahkan family atau anak sendiripun dalam bisnis dapat merongrong atau menjatuhkan suatu usaha yang telah dirintis.
8.      Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
Modal utama untuk membuka usaha adalah semangat dan kejujuran, namun tidak dipungkiri modal financial (uang) merupakan factor penting dalam membuka usaha. Modal dapat dari hasil tabungan sendiri, pinjaman atau hasil setoran modal partnership. Semua sumber dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis dan dan harus tetap dicari sampai memenuhi/mencukupi untuk menggerakan langkah pertama wirausaha.
9.      Peralatan perusahaan yang perlu disediakan
Peralatan yang perlu disediakan harus sesuai dengan kepentingan usaha. Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam menyediakan peralatan, yaitu :
a.       Ekonomis
Wirausaha yang ekonomis sangat memperhatikan efisiensi dalam membeli peralatan. Membeli peralatan yang benar-benar dibutuhkan, mencarinya di penjual barang bekas merupakan pilihan yang sangat ekonomis. Melihat keadaan seperti apa untuk menentukan peralatan yang digunakan.
b.      Prestise
Wirausaha yang prestisius  akan selalu membeli peralatan terlengkap dan baru serta mahal. Asalkan sesuai dengan rencana usaha yang akan dikembangkan serta konsumenyang akan dilayani hal ini tidak disalahkan, namun harus disesuaikan dengan keadaan keuangan.
10.  Penyebaran promosi
Sebagai suatu usaha baru dan belum dikenal oleh masyarakat, maka harus direncanakan apakah usahaini diperkenalkan/promosikan atau tidak. Elemen-elemen promosi yang biasa digunakan antara lain :
a.       Advertising yaitu berupa iklan diberbagai media.
b.      Personal selling merupakan tenaga penjual yang disiapkan baik pramuniaga ataupun salesman.
c.       Sales promotion yaitu berupa daya tarik bagi kosumen dalam bentuk koting, obral, hadiah, undian-undian kupon dan sebagainya.
d.      Public relation yaitu memberikan informasi kepada masyarakat tentang perusahaan, baik menyangkut produk, manajemen dan sebagainya, yang membuat masyarakat memiliki image baik terhadap perusahaan. 

Menulis Business Plan 
Sebelum membuat Business Plan yang baik, hal-hal yang harus dilakukan adalah: 
1.      Menetapkan visi, misi dan tujuan bisnis 
2.      Mempelajari contoh-contoh Business Plan 
3.      Membuat timeline bisnis 
4.      Mengumpulkan informasi, dapat diperoleh dari Data Sekunder (asosiasi bisnis, lembaga pemerintaha, koran, buku, majalah dan internet) dan Data Primer (penelitian survey/quostioner produk atau jasa (marketing research) melalui telepon, email, social networking dll, dan wawancara dengan pelaku bisnis). 
5.      Mengorganisasikan informasi dengan baik dan rapi.

Business Plan bersifat dinamis dapat di update, disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa merubah garis besar. Tiap-tiap Business Plan berbeda-beda sesuai dengan jenis dan pelaku bisnis. Adapun garis besar (outline)  Business Plan adalah:
1.      Sampul, berisikan nama dan profil singkat pelaku bisnis, alamat, tempat dan tanggal, serta judul Business Plan
2.      Daftar Isi
3.      Ringkasan  (Executive Summary), biasanya satu lembar dan maksimal 2 lembar, berisikan Marketing Highlight (keunikan dan kelebihan produk/jasa), Operational Highlight dan Financial Highlight.
4.      Profil Lengkap
5.      Rencana dan Analisis Pemasaran
6.      Rencana dan Analisi Operasional
7.      Rencana dan Analisis Keuangan
8.      Lampiran-lampiran Data-Data Pendukung
Terakhir, yang paling penting adalah melaksanakan rencana
referensi :
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012 
Alma, Prof. Dr. H. Buchari, 2010,  Kewirausahaan edisi revisi, Alfabeta:Bandung


Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat datang kembali

Pembangunan Berkelanjutan(sustainable development)

galau bersama lagu